PENDAHULUAN
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari
ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia
dapat menjadi hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu
pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya. Dengan
demikian,
manusia juga
mampu menjadi hamba-Nya yang
bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu
memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi
Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah
: 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh
karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi
kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya
akan memaparkan tentang hadis mengenai keutamaan menuntut ilmu.
PEMBAHASAN
A.
Hadits Yang Menjelaskan Keutamaan Orang Yang Menuntut Ilmu
1.
Hadis Pertama
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْ لَ اللّهِ صَلَّى اللّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا
سَهَّلَ اللّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى اْلجَنَّةِ وَإِنَّ اْلمَلإَكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا رِضًالِطَالِبِ اْلعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ
يَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى اْلحِيْتَانِ فِي
اْلمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ اْلعِلْمِ عَلَى اْلعَاِبدِ كَفَضْلِ اْلقَمَرِعَلَى
سَاءِرِ اْلكَوَاكِبِ إِنَّ اْلعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ
لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرِّثُوْا اْلعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ (رواه احمد و الترمذي وألوداودوابن ماجه)
Artinya:
“Dari
Abi Darda dia berkata :”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda”: “Barang siapa
yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridha (rela)
terhadap orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu akan
memintakan bagi mereka siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi bahkan
ikan-ikan yang ada di air. Dan sesungguhnya
keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti
keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya para
ulama itu adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya para Nabi tidak mewariskan
dinar dan dirham, akan tetapi mereka
mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk mencari ilmu,
maka dia sudah mengambil bagian yang besar.” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu
Majjah).
a.
Makna
Mufradad:
Menempuh
|
:
|
سَلَكَ
|
Sayapnya
|
:
|
أَجْنِحَتَهَا
|
Suatu jalan
|
:
|
طَرِيْقًا
|
Ikan-ikan
|
:
|
الحِيْتَان
|
Menuntut
|
:
|
يَلْتَمِسُ
|
Keutamaan orang berilmu
|
:
|
فَضْلَ اْلعِلْمِ
|
Mepermudah
|
:
|
سَهَّلَ
|
Pewaris Nabi
|
:
|
وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
|
Pasti meletakkan
|
:
|
لَتَضَعُ
|
Bagian yang banyak
|
:
|
بِحَظٍّ وَافِرٍ
|
b.
Penjelasan Hadis
Menurut
Ibnu Hajar, kata
طَرِيْقًا
diungkapkan dalam bentuk nakirah, begitu juga dengan kata ilmu yang berarti
mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmun agama baik sedikit
maupun banyak. Kalimat سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيْقًا yaitu
Allah memudahkan jalan baginya di
akhirat kelak atau memudahkan baginya jalan di dunia dengan cara memberi
hidayah untuk melakukan perbuatan baik yang dapat mengantarkannya menuju surga.[1]
Dan yang
dimaksud ilmu didalam hadits ini adalah Ilmu Agama, bukan Ilmu dunia. Karena
ilmu dunia, orang kafir pun bisa menguasai nya. Dengan ilmu agama, seorang
muslim bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, seorang muslim bisa
mengetahui mana jalan yang dapat mengantarnya menuju surga dan mana jalan yang
dapat menjerumuskannya ke neraka dan, bisa mengetahui apa saja yang dapat
menyebabkan diterima nya amal dan apa saja yang menyebabkan ditolaknya amal. Intinya,
dengan ilmu agama, Allah memudahkan jalan bagi nya jalan menuju surga yakni
dengan cara menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya.
“Dan
sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada
penuntut ilmu.” Ini menunjukkan kecintaan, penghargaan, pemuliaan dan
penghormatan para malaikat terhadap para penuntut ilmu, para malaikat
melebarkan sayap-sayap mereka bagi para penuntut ilmu, karena ridha terhadap
penuntut ilmu. Maksud dari meletakkan sayap-sayapnya adalah menjaga, melindungi
dan membentengi para penuntut ilmu dengan izin Allah. Seandainya hanya ini saja
yang diperoleh seorang penuntut ilmu, tentunya itu sudah merupakan kemuliaan
dan kehormatan tersendiri bagi para penuntut ilmu.
Orang yang
menuntut ilmu dimintakan ampun oleh makhluk-makhluk Allah lainnya. Ini
merupakan ungkapan yang menunjukkan kesenangan Rasulullah kepada para pencari
ilmu.[2]
Hadits di
atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena
dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu
pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut
ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
Mencari
ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak mengenal batas
usia, baik anak-anak maupun orang tua. Dalam
menjalankan ibadah kepada Allah, harus dengan ilmu pula. Sebab beribadah tanpa didasarkan
ilmu yang benar adalah sisa-sia belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu
di jalan Allah merupakan ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat
memudahkan seseorang untuk masuk ke dalam surga Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu,
sehingga orang yang berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya
oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
يَرۡفَعِ
ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِير
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah:11)
Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai
kebahagiaan baik di dunia ataupun di akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam hadits nabi : Artinya : “Barangsiapa
yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa
yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang
siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu” (HR. Thabrani)[3]
c.
Kandungan
Isi Hadis
Untuk memperoleh kesuksesan atau
kebahagian baik di dunia maupun di akhirat bahkan keduanya harus mempergunakan
ilmu. Ilmu ibarat cahaya yang mampu menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan
segala cita-citanya, sementara kebodohan akan membawa seseorang kepada
kemadlaratan atau kesengsaraan yang membelenggu hidupnya.
Dalam hadits yang pertama Rasulullah saw menjelaskan :
1)
Allah akan memberikan berbagai kemudahan kepada para pencari
ilmu, seperti kemudahan bergaul, kemudahan mendapatkan pekerjaan, termasuk
kemudahan untuk menuju surga.
2)
Para malaikat akan memberikan perlindungan kepada para
pencari ilmu dengan cara meletakkan sayapnya sebagai bukti kerelaan mereka
terhadap apa yang dilakukan oleh para pencari ilmu.
3)
Aktivitas pencarian ilmu adalah aktivitas yang sangat mulia,
sehingga kepada para pencari ilmu semua makhluk Allah baik yang ada di langit
maupun di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di dalam air akan memberikan berbagai
bantuan, mereka semua ikut mendoakan agar orang yang mencari ilmu selalu
mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
4)
Allah memberikan keutamaan kepada para pencari ilmu melebihi
keutamaan yang diberikan kepada para ahli ibadah, ibarat cahaya bulan purnama
yang mampu mengalahkan cahaya seluruh bintang.
5)
Para ulama (orang yang berilmu dan selalu menjadi pencari
ilmu) adalah pewaris para Nabi, merekalah yang akan meneruskan para nabi dalam
menegakan kebenaran dan memerangi kezaliman dengan menyebarkan ilmu yang diterimanya
dari nabi kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Semua nabi tidaklah
mewariskan harta benda untuk umatnya melainkan mewariskan ilmu untuk
kemaslahatan ummatnya. Oleh karena itu siapapun yang berusaha menuntut ilmu dan
berhasil menguasainya, maka dia telah berhasil mendapatkan bagian yang sangat
besar sebagai modal untuk menghadap Allah swt.
2.
Hadis kedua
عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكِ قاَلَ: قَالَ رَسُوْ لُ اللّهِ
صَلَىّ اللُّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ اْلعِلْمِ كَانَ فِيْ
سَبِيْلِ اللّهِ حَتَّى يَرْجِعُ (رواه الترمذي)
Artinya:“Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda
Rasulullah saw : barangsiapa keluar
(pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali” (HR.
Tirmidzi).
a.
Arti
Harfiah Hadis:
Barang siapa
|
:
|
مَنْ
|
Berada di jalan Allah
|
:
|
كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللّهِ
|
Yang keluar
|
:
|
خَرَجَ
|
Hingga kembali
|
:
|
حَتَّى يَرْجِعُ
|
b.
Isi Kandungan Hadis:
Dalam
hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai sebagai
berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan
sungguh-sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila
sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah
karena dinilai sama dengan mati syahid.[4]
B.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut beberapa keutamaan
ilmu yang dapat
pemakalah simpulkan berdasarkan penjelasan hadis diatas:
1. Allah akan memberikan berbagai kemudahan kepada para pencari
ilmu
2. Para malaikat akan memberikan perlindungan kepada para
pencari ilmu 3. Ditinggikan derajatnya oleh Allah
4. Orang yang berilmu mereka lebih utama
أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ الْعَالِمُ إِنِ
احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ سْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ
Artinya: “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang
berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia memberi manfaat. Dan jika ia
tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”. (HR.
Al-Baihaqi).[5]
5. Sebagai amal yang tak putus
إِذَا مَاتَ ابْنُ
اَدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلَهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ, أَوْ عِلْمٌ
يُنْتَفَعُ بِهِ,أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْا لَهُ
Artinya:“Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya
kecuali dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).[6]
6. Orang yang menuntut ilmu berada di jalan Allah
sampai ia kembali pulang
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ainur
Rasyid. 2017. Hadis-hadis Tarbawi.
Yokyakarta: DIVA Press.
Bukhari Umar.
2016. Hadis Tarbawi: pendidikan Dalam
Perspektif Hadis. Jakarta : Hamzah.
Imam Nawawi. 1999. Terjemah Riyadhus Sholihin, Ter, Achmad Sunarto. Jakarta: Pustaka Amani.
https://ikhwahmedia.wordpress.com/2017/10/20/hadits-mendapatkan-dunia-dan-akhirat-dengan-ilmu/
https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/579/keutamaan-ilmu-dan-penuntutnya-bag-2/
http://katalogmakalah.blogspot.com/2016/05/hadist-tentang-keutamaan-menuntut-ilmu.html
[1] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi: pendidikan Dalam Perspektif
Hadis, ( Jakarta : Hamzah, 2016), Ed. 1, Cet. 4, hal. 12-13.
[3]
https://ikhwahmedia.wordpress.com/2017/10/20/hadits-mendapatkan-dunia-dan-akhirat-dengan-ilmu/
[4] https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/579/keutamaan-ilmu-dan-penuntutnya-bag-2/
[5] http://katalogmakalah.blogspot.com/2016/05/hadist-tentang-keutamaan-menuntut-ilmu.html
[6] Imam
Nawawi, Terjemah RiyadhusSholihin,
Ter, Achmad Sunarto,
(Jakarta: Pustaka Amani, 1999), hal. 317