KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan
maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya
kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam
tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk
para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau.
Terima kasih kepada keluarga teman-teman dan yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan
dengan lancar.
Dalam makalah ini, kami menguraikan
tentang ”Syekh Yasin Padang” yang kami ambil dari berbagai sumber,
diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan
semaksimal mugkin.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah,
april 2017
PEMBAHASAN
A.
Biografi Syekh Yasin Padang
Diantara ulama Nusantara yang
kehebatannya diakui secara luas didunia Islam ialah Syekh Al-Fadani. Beliau
merupakan tokoh Minanng yang terkemuka di Tanah Suci setelah Syekh Ahmad Khatib
Minangkabau. Namanya terukir indah dalam buku-buku biografi ulama modern.
Beliau digelari sebagai Muhaddis dan ahli fiqh.
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Faydl
‘Alam al-Din Muhammad Yasin ibn Muhammad ‘Isa al-Fadani.Beliau lahir ditengah
keluarga ulama yang taat di Misfalah Mekkah. Ia lahir pada hari selasa,7
Sya’ban tahun 1335 H./17Juni 1915 M. di Makkah. Menimba ilmu, mula-mula dari
ayahnya sendiri, Syaikh Isa al-Fadani, lalu kepada bapak saudaranya, Syaikh
Mahmud al-Fadani. Ia merupakan putra pertama ulama yang tekenal. Muhammad Isa
Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat.
Ia memulai pendidikannya di Madrasah Shautiyyah (1346H) dan
akhirnya di Darul al-Ulum al-Diniyyah, Makkah (tamat 1353H). Selama belajar
disana, beliau menunjukan kecerdasannya yang luar biasa dan sangat jarang
ditemukan pada seusia beliau. Hal inilah yang membuat para guru beliau merasa
takjub dan sangat menyayangi beliau. Namun sekitar pada tahun 1934 terjadilah
konflik di Shautiyyah, penyebabnya adalah tindakan direktur ash-shautiyyah
telah menyinggung perasaan para pelajar Asia Tenggara khususnya dari Indonesia.
Maka Syekh Yasin mengemukakan idenya
untuk mendirikan Madrasah Darul Ulum di Mekkah.Banyak para pelajar shautiyyah
yang berbondong-bondong pindah ke Madrasah Darul Ulum, pada Madrasah tersebut
belum lama didirikan. Syekh Yasin menjabat sebagai wakil direktur Madrash Darul
Ulum Mekkah. Disamping itu Syekh Yasin mengajar diberbagai tempat terutama di
Masjidil Haram. Walau telah memiliki jabatan tinggi, namun beliau tetap
melanjutkan thalabul ilminya kepada para ulam-ulam besar kota Mekkah dan tempat
lainnya.
Setelah matang dalam ilmu keislamannya,
Syekh kemudian dipercaya untuk menjadi
ulama dan guru yang secra aktif memberikan kuliah di Masjudil Haram dan Darul Ulum Diniyyah,
tepatnya permulaan pada tahun 1938 M atau 1359 H. Namun demikian, keluasan ilmu
beliau tidak membuat beliau gelap mata. Beliau tetap dalam kesederhanaannya.
Selain pendidikan formal, Syeikh Yasin juga
banyak berguru kepada ulama-ulama besar Timur Tengah. Diantaranya beliau belajar
ilmu Hadist pada syeikh Umar Hamdan, pada Syeikh Muhammad Ali bin Husain
al-Maliki, Syeikh Umar Bin junaid, Mufti Syafi’iyyah Makkah, lalu pada Syeikh
Sa’id bin Muhammad al-Yamani, dan Syeikh Hassan al-Yamani. Dalam disiplin ilmu
Ushul fiqh, beliau menimba ilmu diantaranya pada Syeikh Muhsin bin ‘Ali
al-Palimbani al-Maliki (ulama keturunan Palembang yang tinggal di Mekah),
Sayyid ‘Alwi bin ‘Abbas al-Maliki al-Makki (ayah kandung Sayyid Muhammad ulama
mekah dan banyak ulama berpengaruh lainnya. Bahkan disebutkan bahawa jumlah
gurunya mencapai kisaran 700 orang.
Syekh Yasin juga sering mengadakan
kunjungan-kunjungan kebergai negara terutama di Nusantara yang merupakan asal
dari nenek moyangnya. Disana beliau mendapatkan
sambutan yang luar biasa dari masyarakat Nusantara. Bahkan ribuan ulam
berbondong-bondong menemui beliau untuk minta ijazah sanad hadis dan minta
diakui sebagai murid beliau. Salah satunya
datang menemui beliau adalah KH. Syafi’i Hadzami. Ketika kyai Syafi’i
berhasil menemui syekh yasin, kyai Syafi’i langsung minta diangkat sebagai
muridnya. Beliau malah menolaknya permintaan kyai Syafi’i tersebut. Beliau
menolak bukan karna tidak senang kepada kyai Syafi’i, namun beliau menganggap
bahwa dirinya tidak pantas menjadi guru dan bahkan beliau yang kemudian meminta
diangkat menjadi muridnya kyai Syafi’i. Menurut Syekh Yasin, kyai Syafi’i
merupakan ulama besar yang tidak diragukan lagi keilmuannya dan kealimannya. Kata Syekh Yasin, sosok kyai
Syafi’i sudah sangat dikenal dikota Makkah sebagi sosok ulam Nusantara yang
memiliki keluasan ilmu agama.
Selama bertahun-tahun Syeikh Yasin aktif
mengajar dan memberi kuliah di Masjidil Haram dan dar al-Ulum al-Diniyyah Makkah,
terutama pada mata kuliah ilmu Hadits. Syeikh yasin juga menulis hingga
mencapai lebih dari 60 buah hadis, diantaranya ‘Al-Durr al-Mandlud Syarh Sunan
Abi Dawud’ 20 Juz, ‘Fath al-‘Allam syarh Bulugh al-Maram 4 jilid, ‘Nayl
al-Ma’mul ‘ala Lubb al-Ushul wa Ghayah al-wushul, ‘Al-Fawa’iad al-Janiyyah dan
sebagainya, termasuk tulisnya tentang ilmu periwayatan hadits. Syeikh yasin wafat
pada hari Jum’at 28 Dzul Hijjah 1410 H, dan dimakamkan selepas solat Jum’at di
permakaman Ma’la , Makkah Al Mukarrahmah.
B.
Karya-karya Syekh Yasin Padang
1.
Al-Fawaid
al-Janiyyah Ala Qawa'idil Al-Fiqhiyah
2.
Jam'u
al-Jawani
3.
Bulghah
al-Musytaq fi 'Ilm al-Isytiqaq
4.
Idha-ah
an-Nur al-Lami' Syarh al-Kaukab as-Sathi'
5.
Hasyiyah
'ala al-Asybah wan an-Nazhair
6.
Ad-Durr
an-Nadhid
7.
Bulghyah
al-Musytaq Syarh al-Luma' Abi Ishaq
8.
Tatmim
ad-Dukhul Ta'liqat 'ala Makhdal al-Wushul ila 'Ilm al-Ushul
9.
Nayl
al-Ma'mul Hasyiyah 'ala Lubb al-Ushul wa syarhih Ghayah al-Wushul
10. Manhal al-Ifadah
11. Al-Fawaid al-Janiyyah Hasyiyah 'ala al-Qawaid
al-Fiqhiyyah
12. Janiyy ats-Tsamar Syarh Manzhumah Manazil al-Qamar
13. Mukhtashar al-Muhadzdzab fi Istikhraj al-Awqat wa
al-Qabilah bi ar-Rubi'i al-Mujib
14. Al-Mawahib al-Jazilah syarh Tsamrah al-Washilah fi
al-Falaki
15. Tastnif al-Sami'i Mukhtashar fi Ilmi al-Wadh'i
16. Husn ash-Shiyaghah syarh kitab Durus al-Balaghah
17. Risalah fi al-Mantiq
18. Ithaf al-Khallan Tawdhih Tuhfah al-Ikhwan fi 'Ilm
al-Bayan
19. Ar-Risalah al-Bayaniyyah 'ala Thariqah as-Sual wa
al-Jawab
C.
Kontribusi Syekh Yasin Padang dalam Penyebaran Hadis di Nusantara
Kecintaan pada tanah air yang diperlihatkan oleh
sesorang alim seperti Syekh Yasin tentu cukup menjadi bukti bahwa Islam dan
Nasionalisme bukanlah dua hal yang dipertentangkan. Semangat inilah yang
kemudian dipertahankan oleh Nahdatul Ulama hingga sekarang semangat cinta tanah
air. Semangat ini makin relefan untuk diagungkan kembali saat ini
ditengah-tengah ramainya sejumlah gerakan Islam yang hendak mendirikan Negara
Khilafah akhir-akhir ini.
Dengan demikian, kita patut mengenang Syekh Yasin
sebagai seorang patriot yang cinta tanah air Indonesia, selain sebagai seorang
Muhaddis ( pakar hadis ), dan fakhih (ahli mengenai hukum Islam). hal ini juga
memperlihatkan dengan baik sekali bahwa tidak ada pertentangan antara aspirasi
Nasionalisme ajaran Islam.
Dikalangan Santri Indonesia, Syekh Yasin dikenal
sebagai “benteng” Doktrin Ahlul Sunnah Wa al-Jamaah berhadapan dengan kampanye
Agresif Ideologi Wahabi yang disokong oleh pemerintah Saudi. Salah satu bukunya
yang dikenal dikalangan Pesantren adalah Al-fawa’id al-Janiyyah yang berisi
ulasan kaidah Fiqh (qawa’id Fikh).
Setelah sekian lama menanamkan cita-citanya untuk
membangun Madrasah putri, pada tahun 1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga
pendidikan untuk kaum wanita yang dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil
Banat. Lembaga pendidikan ini merupakan yang pertama di Arab Saudi ynag
didirikan khusus untuk kaum hawa. Setelah sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan
membutuhkan tenaga pengajar, Syekh Yasin memandang perlu mendirikan lembaga
pencetak guru Wanita. Maka pada bulan Rabiul Akhir tahun 1377 H beliau
mendirikan Ma’hata lil Mu’allimat.
Inilah sekolah pertama perempuan yang didirikan di
Negeri Kerajaan Arab Saudi. Dalam perjalanannya selalu ada rintangan, namun
beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Hal yang
menarik dari sosok dari Syekh Yasin adalah, sekalipun beliau seorang ulama tradisional
namun beliau memiliki.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Faydl
‘Alam al-Din Muhammad Yasin ibn Muhammad ‘Isa al-Fadani.Beliau lahir ditengah
keluarga ulama yang taat di Misfalah Mekkah. Ia lahir pada hari selasa,7
Sya’ban tahun 1335 H./17Juni 1915 M. di Makkah. Menimba ilmu, mula-m Setelah
sekian lama menanamkan cita-citanya untuk membangun Madrasah putri, pada tahun
1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga pendidikan untuk kaum wanita yang
dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat. Lembaga pendidikan ini merupakan
yang pertama di Arab Saudi ynag didirikan khusus untuk kaum hawa. Setelah
sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan membutuhkan tenaga pengajar, Syekh Yasin
memandang perlu mendirikan lembaga pencetak guru Wanita. Maka pada bulan Rabiul
Akhir tahun 1377 H beliau mendirikan Ma’hata lil Mu’allimat.
Mula dari ayahnya sendiri, Syaikh Isa
al-Fadani, lalu kepada bapak saudaranya, Syaikh Mahmud al-Fadani. Ia merupakan
putra pertama ulama yang tekenal. Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera
Barat.
Ia memulai pendidikannya di Madrasah Shautiyyah (1346H)
dan akhirnya di Darul al-Ulum al-Diniyyah, Makkah (tamat 1353H). Selama belajar
disana, beliau menunjukan kecerdasannya yang luar biasa dan sangat jarang
ditemukan pada seusia beliau. Hal inilah yang membuat para guru beliau merasa
takjub dan sangat menyayangi beliau. Namun sekitar pada tahun 1934 terjadilah
konflik di Shautiyyah, penyebabnya adalah tindakan direktur ash-shautiyyah
telah menyinggung perasaan para pelajar Asia Tenggara khususnya dari Indonesia.
Diantara
karya Syekh Yasin ialah Al-Fawaid al-Janiyyah Ala Qawa'idil,
Al-FiqhiyahJam'u al-Jawani, Bulghah
al-Musytaq fi 'Ilm al-Isytiqaq, Idha-ah
an-Nur al-Lami' Setelah sekian lama menanamkan cita-citanya untuk membangun
Madrasah putri, pada tahun 1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga pendidikan
untuk kaum wanita yang dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat. Lembaga
pendidikan ini merupakan yang pertama di Arab Saudi ynag didirikan khusus untuk
kaum hawa. Setelah sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan membutuhkan tenaga
pengajar, Syekh Yasin memandang perlu mendirikan lembaga pencetak guru Wanita.
Maka pada bulan Rabiul Akhir tahun 1377 H beliau mendirikan Ma’hata lil
Mu’allimat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman
Wahid, Islam kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan,
Wahid Institute, 2007
Martin van
Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di
Indonesia, 1995
Zuhairi
Misrawi, Mekkah, Penerbit Buku Kompas, 2009