Wednesday, November 28, 2018

Syekh Yasin Padang

0 comments
KATA PENGANTAR 

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga teman-teman dan yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dalam makalah ini, kami menguraikan tentang ”Syekh Yasin Padang” yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal mugkin.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                                                Pemakalah, april 2017











PEMBAHASAN




A.            Biografi Syekh Yasin Padang
Diantara ulama Nusantara yang kehebatannya diakui secara luas didunia Islam ialah Syekh Al-Fadani. Beliau merupakan tokoh Minanng yang terkemuka di Tanah Suci setelah Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Namanya terukir indah dalam buku-buku biografi ulama modern. Beliau digelari sebagai Muhaddis dan ahli fiqh.
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Faydl ‘Alam al-Din Muhammad Yasin ibn Muhammad ‘Isa al-Fadani.Beliau lahir ditengah keluarga ulama yang taat di Misfalah Mekkah. Ia lahir pada hari selasa,7 Sya’ban tahun 1335 H./17Juni 1915 M. di Makkah. Menimba ilmu, mula-mula dari ayahnya sendiri, Syaikh Isa al-Fadani, lalu kepada bapak saudaranya, Syaikh Mahmud al-Fadani. Ia merupakan putra pertama ulama yang tekenal. Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat.
Ia memulai  pendidikannya di Madrasah Shautiyyah (1346H) dan akhirnya di Darul al-Ulum al-Diniyyah, Makkah (tamat 1353H). Selama belajar disana, beliau menunjukan kecerdasannya yang luar biasa dan sangat jarang ditemukan pada seusia beliau. Hal inilah yang membuat para guru beliau merasa takjub dan sangat menyayangi beliau. Namun sekitar pada tahun 1934 terjadilah konflik di Shautiyyah, penyebabnya adalah tindakan direktur ash-shautiyyah telah menyinggung perasaan para pelajar Asia Tenggara khususnya dari Indonesia.
Maka Syekh Yasin mengemukakan idenya untuk mendirikan Madrasah Darul Ulum di Mekkah.Banyak para pelajar shautiyyah yang berbondong-bondong pindah ke Madrasah Darul Ulum, pada Madrasah tersebut belum lama didirikan. Syekh Yasin menjabat sebagai wakil direktur Madrash Darul Ulum Mekkah. Disamping itu Syekh Yasin mengajar diberbagai tempat terutama di Masjidil Haram. Walau telah memiliki jabatan tinggi, namun beliau tetap melanjutkan thalabul ilminya kepada para ulam-ulam besar kota Mekkah dan tempat lainnya.
Setelah matang dalam ilmu keislamannya, Syekh  kemudian dipercaya untuk menjadi ulama dan guru yang secra aktif memberikan kuliah di  Masjudil Haram dan Darul Ulum Diniyyah, tepatnya permulaan pada tahun 1938 M atau 1359 H. Namun demikian, keluasan ilmu beliau tidak membuat beliau gelap mata. Beliau tetap dalam kesederhanaannya.
Selain pendidikan formal, Syeikh Yasin juga banyak berguru kepada ulama-ulama besar Timur Tengah. Diantaranya beliau belajar ilmu Hadist pada syeikh Umar Hamdan, pada Syeikh Muhammad Ali bin Husain al-Maliki, Syeikh Umar Bin junaid, Mufti Syafi’iyyah Makkah, lalu pada Syeikh Sa’id bin Muhammad al-Yamani, dan Syeikh Hassan al-Yamani. Dalam disiplin ilmu Ushul fiqh, beliau menimba ilmu diantaranya pada Syeikh Muhsin bin ‘Ali al-Palimbani al-Maliki (ulama keturunan Palembang yang tinggal di Mekah), Sayyid ‘Alwi bin ‘Abbas al-Maliki al-Makki (ayah kandung Sayyid Muhammad ulama mekah dan banyak ulama berpengaruh lainnya. Bahkan disebutkan bahawa jumlah gurunya mencapai kisaran 700 orang.
Syekh Yasin juga sering mengadakan kunjungan-kunjungan kebergai negara terutama di Nusantara yang merupakan asal dari nenek moyangnya. Disana beliau mendapatkan  sambutan yang luar biasa dari masyarakat Nusantara. Bahkan ribuan ulam berbondong-bondong menemui beliau untuk minta ijazah sanad hadis dan minta diakui sebagai murid beliau. Salah satunya  datang menemui beliau adalah KH. Syafi’i Hadzami. Ketika kyai Syafi’i berhasil menemui syekh yasin, kyai Syafi’i langsung minta diangkat sebagai muridnya. Beliau malah menolaknya permintaan kyai Syafi’i tersebut. Beliau menolak bukan karna tidak senang kepada kyai Syafi’i, namun beliau menganggap bahwa dirinya tidak pantas menjadi guru dan bahkan beliau yang kemudian meminta diangkat menjadi muridnya kyai Syafi’i. Menurut Syekh Yasin, kyai Syafi’i merupakan ulama besar yang tidak diragukan lagi keilmuannya  dan kealimannya. Kata Syekh Yasin, sosok kyai Syafi’i sudah sangat dikenal dikota Makkah sebagi sosok ulam Nusantara yang memiliki keluasan ilmu agama.
Selama bertahun-tahun Syeikh Yasin aktif mengajar dan memberi kuliah di Masjidil Haram dan dar al-Ulum al-Diniyyah Makkah, terutama pada mata kuliah ilmu Hadits. Syeikh yasin juga menulis hingga mencapai lebih dari 60 buah hadis, diantaranya ‘Al-Durr al-Mandlud Syarh Sunan Abi Dawud’ 20 Juz, ‘Fath al-‘Allam syarh Bulugh al-Maram 4 jilid, ‘Nayl al-Ma’mul ‘ala Lubb al-Ushul wa Ghayah al-wushul, ‘Al-Fawa’iad al-Janiyyah dan sebagainya, termasuk tulisnya tentang ilmu periwayatan hadits. Syeikh yasin wafat pada hari Jum’at 28 Dzul Hijjah 1410 H, dan dimakamkan selepas solat Jum’at di permakaman Ma’la , Makkah Al Mukarrahmah.

B.            Karya-karya Syekh Yasin Padang
1.          Al-Fawaid al-Janiyyah Ala Qawa'idil Al-Fiqhiyah
2.          Jam'u al-Jawani
3.          Bulghah al-Musytaq fi 'Ilm al-Isytiqaq
4.          Idha-ah an-Nur al-Lami' Syarh al-Kaukab as-Sathi'
5.          Hasyiyah 'ala al-Asybah wan an-Nazhair
6.          Ad-Durr an-Nadhid
7.          Bulghyah al-Musytaq Syarh al-Luma' Abi Ishaq
8.          Tatmim ad-Dukhul Ta'liqat 'ala Makhdal al-Wushul ila 'Ilm al-Ushul
9.          Nayl al-Ma'mul Hasyiyah 'ala Lubb al-Ushul wa syarhih Ghayah al-Wushul
10.       Manhal al-Ifadah
11.       Al-Fawaid al-Janiyyah Hasyiyah 'ala al-Qawaid al-Fiqhiyyah
12.       Janiyy ats-Tsamar Syarh Manzhumah Manazil al-Qamar
13.       Mukhtashar al-Muhadzdzab fi Istikhraj al-Awqat wa al-Qabilah bi ar-Rubi'i al-Mujib
14.       Al-Mawahib al-Jazilah syarh Tsamrah al-Washilah fi al-Falaki
15.       Tastnif al-Sami'i Mukhtashar fi Ilmi al-Wadh'i
16.       Husn ash-Shiyaghah syarh kitab Durus al-Balaghah
17.       Risalah fi al-Mantiq
18.       Ithaf al-Khallan Tawdhih Tuhfah al-Ikhwan fi 'Ilm al-Bayan
19.       Ar-Risalah al-Bayaniyyah 'ala Thariqah as-Sual wa al-Jawab

C.            Kontribusi Syekh Yasin Padang dalam Penyebaran Hadis di Nusantara
Kecintaan pada tanah air yang diperlihatkan oleh sesorang alim seperti Syekh Yasin tentu cukup menjadi bukti bahwa Islam dan Nasionalisme bukanlah dua hal yang dipertentangkan. Semangat inilah yang kemudian dipertahankan oleh Nahdatul Ulama hingga sekarang semangat cinta tanah air. Semangat ini makin relefan untuk diagungkan kembali saat ini ditengah-tengah ramainya sejumlah gerakan Islam yang hendak mendirikan Negara Khilafah akhir-akhir ini.
Dengan demikian, kita patut mengenang Syekh Yasin sebagai seorang patriot yang cinta tanah air Indonesia, selain sebagai seorang Muhaddis ( pakar hadis ), dan fakhih (ahli mengenai hukum Islam). hal ini juga memperlihatkan dengan baik sekali bahwa tidak ada pertentangan antara aspirasi Nasionalisme ajaran Islam.
Dikalangan Santri Indonesia, Syekh Yasin dikenal sebagai “benteng” Doktrin Ahlul Sunnah Wa al-Jamaah berhadapan dengan kampanye Agresif Ideologi Wahabi yang disokong oleh pemerintah Saudi. Salah satu bukunya yang dikenal dikalangan Pesantren adalah Al-fawa’id al-Janiyyah yang berisi ulasan kaidah Fiqh (qawa’id Fikh).
Setelah sekian lama menanamkan cita-citanya untuk membangun Madrasah putri, pada tahun 1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga pendidikan untuk kaum wanita yang dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat. Lembaga pendidikan ini merupakan yang pertama di Arab Saudi ynag didirikan khusus untuk kaum hawa. Setelah sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan membutuhkan tenaga pengajar, Syekh Yasin memandang perlu mendirikan lembaga pencetak guru Wanita. Maka pada bulan Rabiul Akhir tahun 1377 H beliau mendirikan Ma’hata lil Mu’allimat.
Inilah sekolah pertama perempuan yang didirikan di Negeri Kerajaan Arab Saudi. Dalam perjalanannya selalu ada rintangan, namun beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Hal yang menarik dari sosok dari Syekh Yasin adalah, sekalipun beliau seorang ulama tradisional namun beliau memiliki.








PENUTUP

A.            Kesimpulan
Nama lengkap beliau adalah Abu al-Faydl ‘Alam al-Din Muhammad Yasin ibn Muhammad ‘Isa al-Fadani.Beliau lahir ditengah keluarga ulama yang taat di Misfalah Mekkah. Ia lahir pada hari selasa,7 Sya’ban tahun 1335 H./17Juni 1915 M. di Makkah. Menimba ilmu, mula-m Setelah sekian lama menanamkan cita-citanya untuk membangun Madrasah putri, pada tahun 1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga pendidikan untuk kaum wanita yang dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat. Lembaga pendidikan ini merupakan yang pertama di Arab Saudi ynag didirikan khusus untuk kaum hawa. Setelah sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan membutuhkan tenaga pengajar, Syekh Yasin memandang perlu mendirikan lembaga pencetak guru Wanita. Maka pada bulan Rabiul Akhir tahun 1377 H beliau mendirikan Ma’hata lil Mu’allimat.
Mula dari ayahnya sendiri, Syaikh Isa al-Fadani, lalu kepada bapak saudaranya, Syaikh Mahmud al-Fadani. Ia merupakan putra pertama ulama yang tekenal. Muhammad Isa Al-Fadani asal Padang, Sumatera Barat.
Ia memulai  pendidikannya di Madrasah Shautiyyah (1346H) dan akhirnya di Darul al-Ulum al-Diniyyah, Makkah (tamat 1353H). Selama belajar disana, beliau menunjukan kecerdasannya yang luar biasa dan sangat jarang ditemukan pada seusia beliau. Hal inilah yang membuat para guru beliau merasa takjub dan sangat menyayangi beliau. Namun sekitar pada tahun 1934 terjadilah konflik di Shautiyyah, penyebabnya adalah tindakan direktur ash-shautiyyah telah menyinggung perasaan para pelajar Asia Tenggara khususnya dari Indonesia.
Diantara karya Syekh Yasin ialah Al-Fawaid al-Janiyyah Ala Qawa'idil, Al-FiqhiyahJam'u al-Jawani, Bulghah al-Musytaq fi 'Ilm al-Isytiqaq, Idha-ah an-Nur al-Lami' Setelah sekian lama menanamkan cita-citanya untuk membangun Madrasah putri, pada tahun 1362 H/1943 M beliau mendirikan lembaga pendidikan untuk kaum wanita yang dinamai dengan Madrasah Ibtidaiyyah Lil Banat. Lembaga pendidikan ini merupakan yang pertama di Arab Saudi ynag didirikan khusus untuk kaum hawa. Setelah sekolah Ibtidaiyyah telah banyak dan membutuhkan tenaga pengajar, Syekh Yasin memandang perlu mendirikan lembaga pencetak guru Wanita. Maka pada bulan Rabiul Akhir tahun 1377 H beliau mendirikan Ma’hata lil Mu’allimat.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid, Islam kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan, Wahid Institute, 2007
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, 1995
Zuhairi Misrawi, Mekkah, Penerbit Buku Kompas, 2009

0 comments:

Post a Comment

Translate

Sponsor

 
Dosen Blogger © 2018