Saturday, November 24, 2018

Imam Muslim

0 comments

BAB I
PENDAHULUAN
 

        Sebagaimana yang diketahui bersama, kegiatan penghimpunan hadis Nabi saw. yang dilakukan oleh ulama-ulama hadis terdahulu merupakan sebuah usaha yang tidak mudah dilakukan dan membutuhkan perjalanan waktu yang panjang. Tidak mengherankan bila seorang ulama dapat menghabiskan waktu belasan atau berpuluh tahun untuk dapat menyusun sebuah kitab hadis.
Dalam kegiatan penghimpunan hadis tersebut, ulama hadis mengadakan perlawatan ke berbagai daerah untuk mengunjungi tempat tinggal para periwayat hadis. Masa hidup para penghimpun hadis itu ada yang sezaman dan ada yang tidak sezaman. Selain itu, bentuk susunan dan metode penelitian yang mereka gunakan untuk menghimpun hadis juga berbeda-beda berdasarkan hasil ijtihad mereka masing-masing. Dengan demikian tidak seluruh hadis Nabi saw. terhimpun dalam satu kitab. Sebab lainnya lagi sehingga tidak seluruh hadis terhimpun dalam suatu kitab tertentu ialah karena mungkin ada suatu riwayat hadis yang tidak sampai kepada penghimpun tertentu; atau mungkin riwayat hadis itu sampai juga kepadanya, namun menurut hasil penelitiannya riwayat dimaksud tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkannya. Jadi memang cukup beralasan, mengapa kitab himpunan hadis Nabi saw. tidak satu macam saja.
       Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Al-Shahih susunan Muslim ibn al-Qusyairiy al-Naisaburiy dan Ma’rifat al-Muttashil min al-Hadits wa al-Mursal wa al-Munqathi’ karya Abu Bakar Ahmad ibn Harun ibn Ruj al-Bardijiy ” Semoga makalah ini dapat memberikan penjelasan yang memadai sesuai dengan tema yang disebutkan. 





BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Al-Shahih susunan Muslim ibn al-Qusyairi al-Naisaburiy
1. Biografi Muslim ibn al-Qusyairi al-Naisaburiy
 
       Nama lengkapnya adalah Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kawisyadz Al-Qusyairi An-Naisaburi. Nama panggilannya adalah Abul Husain. Dia adalah imam besar, hafizh, menjadi hujjah dan shadiq (berlaku benar). [1] Lahir pada tahun 204 H/820 M, di Nisabur, sebuah kota besar ketika itu di provinsi Khurasan, Iran. Meninggal dikota kelahirannya pada hari Ahad 24 Rajab 261 H/875 M.
Semenjak usia anak-anak beliau telah rajin menuntut ilmu, didukung kecersdasan yang luar biasa. Ketika mudanya, dia berkelana di negeri-negeri Islam, terutama ke pusat ilmu seperti Iraq, Hijaz, Syam, Mesir dan lainnya. Di Khurasan, antara lain dia belajar pada Yahya dan Ishaq bin rahawi, di Iraq antara lain kepada Imam Ahmad bin Hanbal, dan Abdullah Ibn Masalamah, di Hijaz kepada Sa’id bin Manshur, serta masih banyak lagi. Bahkan ketika Imam Bukhari datang ke Nisabur pada akhir masa kegiatan beliau, Imam Muslim senantiasa mendampinginya.
Imam Muslim memikul nama besar sebagai ulama dan ahli hadis yang sangat mashur dan terkemuka. Sebagai seorang ahli hadis, dia berhasil mengumpulkan sejumlah 300.000 hadis. Kemudian sangat cermat dan teliti hadis sebanyak itu diperkirakannya satu persatu dengan suatu sistem yang yang amat ketat, yang sekarang dapat kita pelajari dalam “ Ilmu Masthalahah Hadis” .[2]
 
2. Tentang kitab
 
a. Nama kitab
 
       Kitab ini dikenal dikalangan para ulama dengan nama Shahih Muslim. Ibnu ash-Shalah berkata, ”Diriwayatkan kepada kami dari Muslim, dia berkata, ‘Saya menyusun kitab ini, Al-Musnad ash-Shahih dari 300 ribu hadis yang saya dengar.”
Ibnu ash-Shalah juga berkata, “Telah sampai kepada kami dari Makki bin Abdan, dia berkata, Saya mendengar Muslim bin al-Hajjaj berkata, ‘Seandainya para ahli hadis menulis hadis selama dua ratus tahun, maka poros mereka adalah pada Musnad ini adalah Musnad ash-Shahih.
 
b. Faktor pendorong penyusunan
 
     Imam Muslim telah menjelaskan sebab-sebab penyusunan Musnad ash-Shahih ini dalam mukadimahnya. Dia menyebutkan bahwa faktor penyebab pendorongnya ada dua hal yaitu:
Pertama, sebagai jawaban terhadap permintaan salah satu muridnya. Dia berkata dalam mukadimahnya, “Kami insya Allah sedang memulai takhrij hadis-hadis yang kamu minta untuk disusun dengan ketentuan (syarat ) yang akan saya sebutkan kepadamu.
Kedua, banyaknya kitab-kitab hadis yang telah disusun dan diberikan kepada manusia yang penuh dengan hadis-hadis dhoif, munkar, dan wahm (salah praduga). 

c. Metode Imam Muslim dalam penyusunan ash-Shahih
 
        Imam Muslim sendiri telah menjelaskan dalam mikadimahnya, metode yang dia tempuh dalam menyusun kitabnya, seraya berkata, ‘Kami insya Allah sedang memulai mentakhrij hadis-hadis yang kamu minta, dan kami mulai menyusunnnya dengan ketentuan (syarat) yang akan saya sebutkan kepadamu, yaitu kami hanya berstandar kepada sejumlah hadis yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dan membaginya menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Hadis-hadis yang selamat dari cacat atau cela dan perawinya dapat dipercaya, serta tidak didapati perbedaan yang mencolok dan kelemahan yang nyata.
2) Sebagian orang disifati hafalan dan kedalaman ilmu dalam bidang hadis , tetapi ada kekurangan dari yang pertama.
3) Orang-orang yang memiliki kelemahan dn persalahan yang sangat banyak. 

d. Syarat Imam Muslim dalam ash-Shahih
 
1) Imam Muslim menulis hadis dari perawi yang disepakati ketsiqahannya
2) Sanadnya bersambung tanpa terputus
3) Menghilangkan syubhat.
4) Imam muslim sangat memperhatikan periwayatan yang adil dari gurunya yang adil. 

e. Jumlah Hadis dalam Shahih Muslim
 
        Al-Hafiz al-Iraqi berkata, “Ibnu ash-Shalah tidak menyebut kan jumlah hadis Muslim. Imam an-Nawawi menyebutkan dalam tambahannya didalam kitab at-Tarqib, dia berkata, “Jumlah hadisnya sekitar 4000 hadis dengan membuang hadis tanpa diulang. Dia tidak menyebutkan jumlahnya dengan hadis yang diulang. Jumlahnya melebihi jumlah hadis dalam kitab Bukhari, karna banyaknya jalur riwayatannya. Dan saya meriwayatkan dari Abu al-Fadhl Ahmad bin Salamah bahwa jumlahnya 12.000 hadis. 

f. Pandangan Ulama terhadap Shahih Muslim 
 
      Para ulama tidak pernah memberikan perhatian kepada sebuah kitab setelah kitab Allah sebagaimana perhatian mereka kepada kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Perhatian ulama terhadap dua kitab tersebut bermula pada abad ke-4 dan ke-5 ditulislah kitab-kitab tentang biografi para perawi kedua kitab tersebut, dan kitab-kitab yang menggabungkan keduanya, serta kitab-kitab mustakhraj dan lain-lain.
Ulama sangat memperhatikan Shahih Muslim dalam sisi periwayatan dan penyimakan, hanya saja pada kurun masa terakhir dikenal masyhur riwayat Shahih Muslim yang muttashil melalui riwayat Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan an-Naisaburi, seorang ahli fikh, mujtahid yang zuhud, perawi Shahih Muslim. Beliau wafat pada 308 H.
Diantara kitab Syarah Shahih Muslim yang terpenting adalah:
1) Al-Mufhim fi syarhi Muslim, karya Abdul Ghafar bin Ismail al-Farasi (W. 529)
2) Al-Mu’alim fi Syarhi Muslim, karya Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Umar al-Maziri al-Maliki (W. 536 H)
3) Ikmal al-Mu’alim bi Fawa’id Syarhi Shahih Muslim, karya al-Qadhi Abu al-Fadhl ‘Iyadh bin Musa al-Yahshubi (W. 5444 H)
4) Syarh Shahih Muslim, karya Abu Amr bin Utsman bin ash-Shalah (W. 643 H)
5) Al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim bin al-hajjaj, karya Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi (W. 676 H)
6) Ikmal al-Ikmal, karya Abu ar-Rauh Isa bin Mas’ud az-Zawawi al-Maliki (W. 744 H).[3]
 
B. Ma’rifat al-Muttashil min al-Hadits wa al-Mursal wa al-Munqathi’ karya Abu Bakar Ahmad Ibn Harun Ibn Ruj al-Bardijiy 
 
1. Biografi penulis
 
      Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Harun Ibn Ruj Abu Bakar al-Barda’I al-Bardajiy al-Armaniy. Ia keturunana Baghdad. Ia adalah hafiz dan ia termasuk orang yang tsiqah. Beliau wafat pada tahun 301 H di Baghdad kota kelahirannya.
Diantara gurunya ialah: Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi, Abbas bin Walid al-‘Azari, Abu Zar’ah Abdurahman bin ‘Amr Damasqi dan lain-lain. Muridnya adalah: Ahmad bin Ibnu Thohir al-Mayanajiy, Abu Muhammmad Hasan bin Muhammad al-Qadhi al-Ramahurmuzi, Abu Bakar Ahmad ibn Ibrahim Isma’il, dan lain sebagainya.
Diantara kitab-kitab karyanya ialah: Kitab Kabair, Kitab Thabaqat al-Asma’ Mufradat, Kitab Ushul al-Hadits, Kitab Ushul Qawa’id, dan lain-lain. 

2. Tentang Kitab
 
Kitab ini banyak membicarakan tentang hadis Mursal dan Munqathi’.
Pembagian kitabnya ada 2, yaitu:
a. Pengenalan riwayat hadis yang terputus dan bersambung dalam satu hadis.
b. Mengenal sanad-sanad yang shahih dan saqimah. 





BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
 
        Nama lengkapnya adalah Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kawisyadz Al-Qusyairi An-Naisaburi. Nama panggilannya adalah Abul Husain. Lahir pada tahun 204 H/820 M, di Nisabur, sebuah kota besar ketika itu di provinsi Khurasan, Iran. Meninggal dikota kelahirannya pada hari Ahad 24 Rajab 261 H/875 M.
Imam Muslim menulis kitab ini dengan nama Al-Musnad As-Shahih, akan tetapi lebih dikenal dengan Shahih Muslim. Faktor pendorong beliaumenulis kitab ini ada dua hal yaitu: Pertama, sebagai jawaban terhadap permintaan salah satu muridnya. Kedua, banyaknya kitab-kitab hadis yang telah disusun dan diberikan kepada manusia yang penuh dengan hadis-hadis dhoif, munkar, dan wahm (salah praduga). Jumlah hadis dalam kitab ini adalah 12.000 hadis. 4000 hadis tanpa pengulangan.
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Harun Ibn Ruj Abu Bakar al-Barda’I al-Bardajiy al-Armaniy. Ia keturunana Baghdad. Ia adalah hafiz dan ia termasuk orang yang tsiqah. Beliau wafat pada tahun 301 H di Baghdad kota kelahirannya.
Kitab ini banyak membicarakan tentang hadis Mursal dan Munqathi’. 

B. Saran
 
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah mengharapkan agar pembaca dapat mencari pembahasan ini dari sumber-sumber lain. 




DAFTAR PUSTAKA

 
Az-Zahrani, Muhammad. terj. Muhammad Rum. 2012. Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits. Jakarta:Darul Haq.
Farid, Syaikh Ahmad. terj. Masturi Irham & Asmu’I Taman. 2006. 60 Biografi Ulama Salaf. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Muslim, Al-Imam, terj. Ma’mur Daud.. 2007. Terjemahan Hadits Shahih Muslim. Kuala Lumpur: Klang Book Centre.


[1] Syaikh Ahmad Farid, terj. Masturi Irham & Asmu’I Taman, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar), 2006, hml. 511.
[2] Al-Imam Muslim, terj. Ma’mur Daud, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, (Kuala Lumpur: Klang Book Centre), 2007.
[3] Muhammad Az-Zahrani, terj. Muhammad Rum, Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits, (Jakarta:Darul Haq), 2012, hml 134-140.

0 comments:

Post a Comment

Translate

Sponsor

 
Dosen Blogger © 2018