Tujuan Pendidikan Dalam Islam
Masalah yang menjadi kegagalan pendidikan hari ini
adalah kecenderungan manusia yang melihat pendidikan sebagai tujuan dunia
seperti jabatan, pekerjaan, pangkat, dll. Yang umumnya berorientasi dunia.
Pengembangan pendidikan islam berkaitan secara langsung dengan ilmu pengetahuan
dan metodologi dan perkembangannya.
Pendidikan islam adalah pendidikan yang sengaja
didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat (rencana yang
sungguh-sungguh) untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai islam,
sebagaimana tertuang atau terkandung dalam visi, misi , tujuan, progam kegiatan
maupun pada praktek pelaksanaan kependidikannya. Wawasan kependidikan islam
dimaksudkan sebagai suatu konsep atau cara pandang pengembang, pengelola dan
pelaksana pendidikan dalam mengembangkan dan menyelenggarakan progam dan
praktek pendidikan islam dilapangan dengan memperhatikan landasan filosofis ,
historis dan konteks social budaya, serta perkembangan peserta didik itu
sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Para calo sarjana pendidikan
islam dituntut untuk memilki dan mengeuasai wawasan kependidikan islam
tersebut.
A. Pengertian Tujuan pendidikan
Tujuan merupakan sesuatu suasana ideal yang ingin
diwujudkan. Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode untuk
mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap yang diharapkan dapat seseorang
menjadi lebih baik. Menurut Dr. Zakiyah Darajat bahwa Tujuan
Pendidikan islam secara keseluruhan yaitu pribadi seseorang yang menjadi insane
kamil yang artinya manusia utuh rohani maupun jasmani dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena tawakalnya kepada Allah SWT. Jadi,
Tujuan pendidikan ialah suatu factor yang sangat penting dalam pendidikan,
karena tujuan merupakan arah yang ingin dicapai dalam pendidikan.Tidak dapat
dipungkiri kalau tujuan pendidikan itu menyangkut tujuan hidup. Pendidikan
dikembangkan dalam konteks membantu perkembangan manusia memiliki kecakapan
untuk bertahan hidup, melaksanakan tugas kehidupan, yang sering disebut tujuan
fungsional dan tujuan praktis, yang meliputi skill, keterampilan, dan
kecakapan. [1]
Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah
mencapai atau meraih segala yang diusahakan. Dalam ajaran islam, seluruh
aktivitas manusia bertujuan meraih tercapainya insane yang beriman dan
bertaqwa. Dengan demikian, apabila anak didik telah beriman dan bertakwa
artinya telah tercapai tujuannya. Apabila dikaitkan dengan pendidikan islam
yang bertujuan mencetak anak didik yang beriman, wujud dari tujan
itu adalah akhlak anak didik. Adapun akhlak anak didik itu mengacu pada
kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di bergabai
lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.[2]
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan harus
memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya
pendidik yang kompeten. Dalam kehidupan sehari-hari, indicator tercapainya
tujuan pendidikan islam adalah mencetak anak didik yang mampu bergaul dengan
sesama manusia
dengan baik dan benar serta mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar kepada sesamamanusia. Anak didik
yang telah dibina dan digembleng oleh pola pendidikan islam adalah anak didik
yang sukses dalam kehidupan karena ia memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat
untuk menjalani kehidupan berbekal ilmu-ilmu keislaman yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. [3]
Algazhali melukiskan tujuan pendidikan sesuai
dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu
sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak
dan pembersihan jiwa dengan maksud dibalik itu membentuk individu-individu yang
ditandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan
merata dalam masyarakat.
Hujair AH Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan
islam dengan visi dan misi pendidikan islam. Menurutnya, bahwa pendidikan islam
telah memiliki visi dan misi yang ideal , yaitu rahmatan lil’alamin. Selain
itu, sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan islam lebih mendalam dan
menyangkut persoalan hidup multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak
terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia , atau lebih khusus lagi sebagai
penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan manusia yang
makmur, dinamis, harmonis, dan lestari. Sebagaimana diisyaratkan oleh allah
dalam al-qur’an.
Munzir hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan
tidak terlepas dari tujuan hidup manusia biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya,
pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya. Ini bila dilihat dari
ayat-ayat Al qur’an ataupun hadis yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang
sekaligus menjadi tujuan pendidikan.[4]
Tujuan pendidikan islam yang
dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang dirangkum dan disimpulkan oleh Athiyyah
al-Abrasyi dalam kitabnya al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Falasifatuha merupakan
tujuan pendidikan yang mengarah pada tujuan akhirat dan dunia, tujuan akhirat
bahwa tujuan pendidikan islam diarahkan dan diorientasikan pada kehidupan untuk
beramal dan mendekatkan pada Tuhan, jadi tujuan pendidikan bisa dikatakan untuk
jangka panjang, namun demikian juga pendidikan jangka pendek yang ada di dunia
ini juga diperhatikan. Jadi tujuan pendidikan yang ada di dunia ini bagaimana
manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik dengan mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak untuk memperoleh dan meraih tujuan jangka panjang yaitu
yang ada di akhirat kelak. Dengan begitu manusia mendapat dua kebahagiaan yang
diperoleh di dunia dengan menjalani kehidupan yang layak dan bahagia dan bisa
beramal menurut ajaran agama untuk bekal kehidupan yang abadi dan
selama-lamanya.[5]
B. Hadist yang menerangkan Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang
yang berilmu, pembelajar, pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah mencapai
tujuan yang sifatnya hanya sementara , jabatan, pangkat, dan kekayaan. Hal ini
diisyaratkan dalam hadis-hadis berikut:
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: كُنْ عَالِمًا
اَو مُتَعَلِّمًا اَو مُسْتَمِعًا اَو مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ
(رواه البيهقي)
Artinya :
Rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau
orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang
mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang
yang kelima, maka kamu akan celaka,”. (HR.Baihaqi) [6]
Penjelasan hadis
Hadist diatas menjadi landasan pendidikan. Hadist
…. كُنْ عَالِمًا (jadilah
ahli ilmu ) memerintahkan untuk memilih jalan ilmu, pencari ilmu, menjadi
pendengar dan pecinta ilmu, dan dilarang menjadi orang kelima karena akan
menjadi penyebab kehancuran.[7]
Hadist tersebut mengajak kita untuk menjadi orang
yang berilmu, atau orang yang mencari ilmu, atau pendengar ilmu, atau pecinta
ilmu. Itulah hakikat tujuan dari pendidikan, yakni memiliki ilmu, bukan tujuan
lain, maksudnya jangan jadi selain dari yang empat tersebut seperti pemalas,
pemenci ilmu, perusak ilmu, dan lain sebagainya. Terlebih jika tujuan
pendidikan diorientasikan untuk memperoleh kekayaan duniawi.
Banyak juga orang yang berfikir bahwa kekayaan dan
jabatan adalah sumber kebahagiaan ada dihati, dan kebahagiaan dihati adalah
ketenangan dalam berdzikir kepada allah swt. Ala bidzikrillahi tathmainnul
qulub’ (ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang).
Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam
pendidikan, namun tujuan tersebut tidak hanya didunia tetapi juga kebahagiaan
di akhirat. Untuk memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang
disabdakan olehRasulullah saw:
مَنْ اَرَادَ
الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
Barangsiapa
yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki
kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki keduanya
maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-muslim).[8]
Selain kebahagiaan didunia
yang diperoleh melalui ilmu, maka tujuan pendidikan akan tercapai jika semuanya
melalui proses belajar seperti sabda Rasulullah saw berikut ini :
عَن ابْنُ عَبَّاس
رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ يُرِدِ
الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَاِنَّمَا الْعِلْمِ بِالتَّعَلُّمِ
...(رواه البخارى)
Artinya:
Dari
Ibnu Abbas ra. Ia berkata Rasulullah saw bersabda “ barangsiapa yang
dikehendaki allah menjadi baik, maka dia akan dipahamkan dalam hal agama. Dan
sesungguhnya ilmu itu diperoleh melalui belajar “ (HR. Bukhori)[9]
Penjelasan hadis
Hadis ….. مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ (barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan
dipahamkan dalam hal agama) dapat dipahami bahwa orang tersebut akan diberi
kebaikan oleh allah . kebaikan secara social, mental, spiritual, menjadi kunci
Allah bagi kebaikan seseorang. Dengan kata lain, kalau
ingin memperoleh kebaikan apapun didunia dan akhirat jangan jauh-jauh dari
agama. Dalam pengertian ini, agama adalah kunci kebaikan seseorang.[10] Agar
tidak jauh-jauh dari agama maka seseorang diwajibkan untuk menuntut ilmu agar
tujuan pendidikan islam dapat terwujud.
Hadis diatas merupakan
pernyataan Allah yang mengandung perintah bahwa siapapun dari manusia yang
menginginkan memperoleh kebaikan, hendaknya ia mencari ilmu
agama. Meningkkatkan pemahamannya tentang
islam. Mengkaji Al-Quran dan As Sunnah dengan
berbagai metode dan pendekatan yang benar. Islam maju karena umatnya
kuat dalam ilmu pendidikan. [11]
حد ثنا محمود بن غيلا ن، اخبرنا ابو اسامة، عن الاعمش
عن ابى صالح عن ابى هريرة قال: رسول الله صلى الله عليه و سلم : من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا الى
الجنة"
Artinya:
“Kami diberi berita oleh
Mahmud bin Ghailan, kami diberi berita oleh Abu Usamah dari A’masy dari Abi
Shahih, dari Abu Hurairah, beliau bersabda:“Rasulullah Saw bersabda: “Barang
siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya
ke surga”.
Penjelasan hadis
Telah dikatakan didepan bahwa pendidikan merupakan
suatu usaha dan kegiatan yang sarat dengan tujuan. Kedudukan tujuan dalam
pendidikan cukup menentukan, karena selain memberikan panduan tentang
karakteristik manusia ynag ingin dihasilkan pendidikan, sekaligus pula
memberikan arah dan langkah-langkah dalam melakukan seluruh kegiatan
pendidikan. Tujuan ialah apa yang dicanangkan manusia. Letaknya sebagai pusat
perhatian, dan demi merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Berbicara tentang tujuan pendidikan, tidak
dapat melepaskan dari tujuan hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab
pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara
kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. [12]
C. Tujuan
Pendidikan
Pendidikan islam bertujuan membangun karakteranak
didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar,
serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan pendidikan islam
yang telah diuraikan diatas dapat disistematisasi sebagai berikut :
1) Terwujudnya
insane akademik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2) Terwujudnya
insane kamil yang berakhlakul karimah.
3) Terwujudnya
insane muslim yang berkepribadian
4) Terwujudnya
insane yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan
5) Terwujudnya
insane yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
6) Terwujudnya
insan yang sehat jasmani dan rohani
Tujuan pendidikan islam
mempunyai tujuan pokok atau utama dan tujuan pendukung, dengan kata lain
mempunyai kosentrasi tertentu yang harus ditempuh dan dicapai lebih dahulu
sebelum kosentrasikosentrasi lain. Dalam hal ini al-Abrasyi mengedepankan pencapaian
akhlak yang sempurna sebagai tujuan pendidikan islam. Jadi tujuan pendidikan
islam secara umum yaitu:
a) Untuk membantu pembentukan akhlak
yang mulia. Kaum muslimim telah setuju bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa
pendidikan isalm, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan
pendidikan yang sebenarnya.
b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan
kehidupan di akhirat. Pendidikan islam menaruh perhatian penuh kedua kehidupan
itu sebagai tujuan diantara tujuan-tujuan umum yang dasar, sebab memang itulh
tujuan tertinggi dan terakhir pendidikan.
c) Persiapan untuk mencari rizki dan
pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan isalm tidaklah semuanya bersifat
agama, akhlak atau spriritual semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi
kemanfaatan pada tujuan-tujuan kurikulum dan aktifitasnya.
d) Menumbuhkan ruh ilmiah pada anak didik dan
memuaskan keinginan arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu
sekedar ilmu.
e) Menyiapkan anak didik dari segi
profesional, teknis dan perusahaan supaya ia daoat menguasai profesi tertentu
dan teknis tertentu agar dapat mencari rizki.[14]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Semangat hadis
diatas adalah bahwa tujuan ideal pendidikan islam untuk ilmu guna pembinaan
akhlak, penguatan visi, modal kehidupan manusia.
b.
Menyiapkan untuk
hidup didunia dan akhirat
c.
Penguasaan
ilmu dan keterampilan sebagai modal untuk bekerja di dunia, dan mempersiapkan
kehidupan yang lebih bahagia di akhirat.
d.
Tujuan
pendidikan merupakan tujuan hidup juga yaitu mencari kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.
B. Penutup
Makalah ini dibuat supaya
para pembaca banyak mengetahui tujuan pendidikan yang sebenarnya. Tujuan
pendidikan ini akan meningkatkatkan kualitas pendidikan di indonesia. Diharapkan makalah
ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, makalah ini bisa
dijadikan panduan agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Falah, Ahmad. 2010. Hadits Tarbawi. Kudus: Nora
Media Enterprise.
Hasbiyallah dan Moh
Sulhan. 2015. Hadits Tarbawi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saebani, Beni
Ahmad dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu
Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia.
[2] Beni Ahmad Saebani
dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2009), hlm. 146.
5Ahmad Falah, Hadits Tarbawi,
(Kudus: Nora Media Enterprise, 2010), hlm. 28.