Monday, January 14, 2019

Tujuan Pendidikan

0 comments

Tujuan Pendidikan Dalam Islam






Masalah yang menjadi kegagalan pendidikan hari ini adalah kecenderungan manusia yang melihat pendidikan sebagai tujuan dunia seperti jabatan, pekerjaan, pangkat, dll. Yang umumnya berorientasi dunia. Pengembangan pendidikan islam berkaitan secara langsung dengan ilmu pengetahuan dan metodologi dan perkembangannya.
Pendidikan islam adalah pendidikan yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan hasrat dan niat (rencana yang sungguh-sungguh) untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai islam, sebagaimana tertuang atau terkandung dalam visi, misi , tujuan, progam kegiatan maupun pada praktek pelaksanaan kependidikannya. Wawasan kependidikan islam dimaksudkan sebagai suatu konsep atau cara pandang pengembang, pengelola dan pelaksana pendidikan dalam mengembangkan dan menyelenggarakan progam dan praktek pendidikan islam dilapangan dengan memperhatikan landasan filosofis , historis dan konteks social budaya, serta perkembangan peserta didik itu sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Para calo sarjana pendidikan islam dituntut untuk memilki dan mengeuasai wawasan kependidikan islam tersebut.


            A.    Pengertian Tujuan pendidikan
Tujuan merupakan sesuatu suasana ideal yang ingin diwujudkan. Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap yang diharapkan dapat seseorang menjadi lebih baik. Menurut  Dr. Zakiyah Darajat bahwa Tujuan Pendidikan islam secara keseluruhan yaitu pribadi seseorang yang menjadi insane kamil yang artinya manusia utuh rohani maupun jasmani dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena tawakalnya kepada Allah SWT. Jadi, Tujuan pendidikan ialah suatu factor yang sangat penting dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang ingin dicapai dalam pendidikan.Tidak dapat dipungkiri kalau tujuan pendidikan itu menyangkut tujuan hidup. Pendidikan dikembangkan dalam konteks membantu perkembangan manusia memiliki kecakapan untuk bertahan hidup, melaksanakan tugas kehidupan, yang sering disebut tujuan fungsional dan tujuan praktis, yang meliputi skill, keterampilan, dan kecakapan. [1]
Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang diusahakan. Dalam ajaran islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan meraih tercapainya insane yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian, apabila anak didik telah beriman dan bertakwa artinya telah tercapai tujuannya. Apabila dikaitkan dengan pendidikan islam yang bertujuan mencetak anak didik yang  beriman, wujud dari tujan itu adalah akhlak anak didik. Adapun akhlak anak didik itu mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di bergabai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.[2]
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan harus memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten. Dalam kehidupan sehari-hari, indicator tercapainya tujuan pendidikan islam adalah mencetak anak didik yang mampu bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar serta mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar kepada sesamamanusia. Anak didik yang telah dibina dan digembleng oleh pola pendidikan islam adalah anak didik yang sukses dalam kehidupan karena ia memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat untuk menjalani kehidupan berbekal ilmu-ilmu keislaman yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. [3]
Algazhali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud dibalik itu membentuk individu-individu yang ditandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.
Hujair AH Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan islam dengan visi dan misi pendidikan islam. Menurutnya, bahwa pendidikan islam telah memiliki visi dan misi yang ideal , yaitu rahmatan lil’alamin. Selain itu, sebenarnya konsep dasar filosofis pendidikan islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan manusia , atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kehidupan manusia yang makmur, dinamis, harmonis, dan lestari. Sebagaimana diisyaratkan oleh allah dalam al-qur’an.
Munzir hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya. Ini bila dilihat dari ayat-ayat Al qur’an ataupun hadis yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan.[4]
Tujuan pendidikan islam yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang dirangkum dan disimpulkan oleh Athiyyah al-Abrasyi dalam kitabnya al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa Falasifatuha merupakan tujuan pendidikan yang mengarah pada tujuan akhirat dan dunia, tujuan akhirat bahwa tujuan pendidikan islam diarahkan dan diorientasikan pada kehidupan untuk beramal dan mendekatkan pada Tuhan, jadi tujuan pendidikan bisa dikatakan untuk jangka panjang, namun demikian juga pendidikan jangka pendek yang ada di dunia ini juga diperhatikan. Jadi tujuan pendidikan yang ada di dunia ini bagaimana manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik dengan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak untuk memperoleh dan meraih tujuan jangka panjang yaitu yang ada di akhirat kelak. Dengan begitu manusia mendapat dua kebahagiaan yang diperoleh di dunia dengan menjalani kehidupan yang layak dan bahagia dan bisa beramal menurut ajaran agama untuk bekal kehidupan yang abadi dan selama-lamanya.[5]
 
           B.     Hadist yang menerangkan Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan hendaknya hanya untuk menjadi orang yang berilmu, pembelajar, pendengar, dan pecinta ilmu. Jangan pernah mencapai tujuan yang sifatnya hanya sementara , jabatan, pangkat, dan kekayaan. Hal ini diisyaratkan dalam hadis-hadis berikut:
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: كُنْ عَالِمًا اَو مُتَعَلِّمًا اَو مُسْتَمِعًا اَو مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ
 (رواه البيهقي)
Artinya :
     Rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka,”. (HR.Baihaqi) [6]

Penjelasan hadis
Hadist diatas menjadi landasan pendidikan. Hadist …. كُنْ عَالِمًا (jadilah ahli ilmu ) memerintahkan untuk memilih jalan ilmu, pencari ilmu, menjadi pendengar dan pecinta ilmu, dan dilarang menjadi orang kelima karena akan menjadi penyebab kehancuran.[7]
Hadist tersebut mengajak kita untuk menjadi orang yang berilmu, atau orang yang mencari ilmu, atau pendengar ilmu, atau pecinta ilmu. Itulah hakikat tujuan dari pendidikan, yakni memiliki ilmu, bukan tujuan lain, maksudnya jangan jadi selain dari yang empat tersebut seperti pemalas, pemenci ilmu, perusak ilmu, dan lain sebagainya. Terlebih jika tujuan pendidikan diorientasikan untuk memperoleh kekayaan duniawi.
Banyak juga orang yang berfikir bahwa kekayaan dan jabatan adalah sumber kebahagiaan ada dihati, dan kebahagiaan dihati adalah ketenangan dalam berdzikir kepada allah swt. Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub’ (ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang).
Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam pendidikan, namun tujuan tersebut tidak hanya didunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Untuk memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang disabdakan olehRasulullah saw:
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
     Barangsiapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-muslim).[8]

Selain kebahagiaan didunia yang diperoleh melalui ilmu, maka tujuan pendidikan akan tercapai jika semuanya melalui proses belajar seperti sabda Rasulullah saw berikut ini :
عَن ابْنُ عَبَّاس رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ وَاِنَّمَا الْعِلْمِ بِالتَّعَلُّمِ ...(رواه البخارى)
Artinya:
   Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata Rasulullah saw bersabda “ barangsiapa yang dikehendaki allah menjadi baik, maka dia akan dipahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu diperoleh melalui belajar “ (HR. Bukhori)[9]

Penjelasan hadis
Hadis ….. مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ (barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan dipahamkan dalam hal agama) dapat dipahami bahwa orang tersebut akan diberi kebaikan oleh allah . kebaikan secara social, mental, spiritual, menjadi kunci Allah bagi kebaikan seseorang. Dengan kata lain, kalau ingin memperoleh kebaikan apapun didunia dan akhirat jangan jauh-jauh dari agama. Dalam pengertian ini, agama adalah kunci kebaikan seseorang.[10]  Agar tidak jauh-jauh dari agama maka seseorang diwajibkan untuk menuntut ilmu agar tujuan pendidikan islam dapat terwujud.
Hadis diatas merupakan pernyataan Allah yang mengandung perintah bahwa siapapun dari manusia yang menginginkan memperoleh kebaikan,  hendaknya ia mencari ilmu agama. Meningkkatkan pemahamannya tentang islam.  Mengkaji Al-Quran dan ASunnah dengan berbagai metode dan pendekatan yang benar.  Islam maju karena umatnya kuat dalam ilmu pendidikan. [11]
 
حد ثنا محمود بن غيلا ن، اخبرنا ابو اسامة، عن الاعمش عن ابى صالح عن ابى هريرة قال:  رسول الله صلى الله عليه و سلم : من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا الى الجنة"

Artinya:
 “Kami diberi berita oleh Mahmud bin Ghailan, kami diberi berita oleh Abu Usamah dari A’masy dari Abi Shahih, dari Abu Hurairah, beliau bersabda:“Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga”.
Penjelasan hadis
Telah dikatakan didepan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang sarat dengan tujuan. Kedudukan tujuan dalam pendidikan cukup menentukan, karena selain memberikan panduan tentang karakteristik manusia ynag ingin dihasilkan pendidikan, sekaligus pula memberikan arah dan langkah-langkah dalam melakukan seluruh kegiatan pendidikan. Tujuan ialah apa yang dicanangkan manusia. Letaknya sebagai pusat perhatian, dan demi merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Berbicara tentang tujuan pendidikan, tidak dapat melepaskan dari tujuan hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. [12]
 
C.    Tujuan Pendidikan
Pendidikan islam bertujuan membangun karakteranak didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan pendidikan islam yang telah diuraikan diatas dapat disistematisasi sebagai berikut :
1) Terwujudnya insane akademik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
2) Terwujudnya insane kamil yang berakhlakul karimah.
3) Terwujudnya insane muslim yang berkepribadian
4) Terwujudnya insane yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan
5) Terwujudnya insane yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
6) Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan rohani
7) Terwujudnya karakter muslim yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia. [13]
Tujuan pendidikan islam mempunyai tujuan pokok atau utama dan tujuan pendukung, dengan kata lain mempunyai kosentrasi tertentu yang harus ditempuh dan dicapai lebih dahulu sebelum kosentrasikosentrasi lain. Dalam hal ini al-Abrasyi mengedepankan pencapaian akhlak yang sempurna sebagai tujuan pendidikan islam. Jadi tujuan pendidikan islam secara umum yaitu:
a)  Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Kaum muslimim telah setuju bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan isalm, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.
b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat. Pendidikan islam menaruh perhatian penuh kedua kehidupan itu sebagai tujuan diantara tujuan-tujuan umum yang dasar, sebab memang itulh tujuan tertinggi dan terakhir pendidikan.
c) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan isalm tidaklah semuanya bersifat agama, akhlak atau spriritual semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan kurikulum dan aktifitasnya.
d) Menumbuhkan ruh ilmiah pada anak didik dan memuaskan keinginan arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar ilmu.
e) Menyiapkan anak didik dari segi profesional, teknis dan perusahaan supaya ia daoat menguasai profesi tertentu dan teknis tertentu agar dapat mencari rizki.[14]






PENUTUP
           A.    Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Semangat hadis diatas adalah bahwa tujuan ideal pendidikan islam untuk ilmu guna pembinaan akhlak, penguatan visi, modal kehidupan manusia.
b.      Menyiapkan untuk hidup didunia dan akhirat
c.        Penguasaan ilmu dan keterampilan sebagai modal untuk bekerja di dunia, dan mempersiapkan kehidupan yang lebih bahagia di akhirat.
d.      Tujuan pendidikan merupakan tujuan hidup juga yaitu mencari kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
           B.     Penutup
Makalah ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui tujuan pendidikan yang sebenarnya. Tujuan pendidikan ini akan meningkatkatkan kualitas pendidikan di indonesia. Diharapkan makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, makalah ini bisa dijadikan panduan agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.


 



DAFTAR PUSTAKA
Falah, Ahmad2010Hadits TarbawiKudus: Nora Media Enterprise.
Hasbiyallah dan Moh Sulhan. 2015. Hadits Tarbawi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan IslamBandung: CV Pustaka Setia.               





[1] Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 11.
[2] Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 146.
[3] Ibid  hlm. 147.

[4] Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, Hlm. 16.
5Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010)hlm. 28.

[6] Hasbiyallah dan Moh.Sulhan, Hadist Tarbawi, hlm. 11
[7] Ibid., Hlm. 15.
[8] Ibid, hlm.12

[9] Ibid.,hlm. 13.
[10] Ibid., hlm. 15.
[11] Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islamhlm. 20.
[12] Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, hlm. 26.

[13] Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 147.
[14] Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, hlm. 28.
Read more...

Sunday, January 13, 2019

Keutamaan Orang Yang Menuntut Ilmu

1 comments



PENDAHULUAN

Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi  hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya. Dengan demikian, manusia juga mampu menjadi hamba-Nya yang bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan tentang hadis mengenai keutamaan menuntut ilmu.
                                                       










PEMBAHASAN
A.      Hadits Yang Menjelaskan Keutamaan Orang Yang Menuntut Ilmu

1.      Hadis Pertama
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْ لَ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى اْلجَنَّةِ وَإِنَّ اْلمَلإَكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًالِطَالِبِ اْلعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُلَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى اْلحِيْتَانِ فِي اْلمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ اْلعِلْمِ عَلَى اْلعَاِبدِ كَفَضْلِ اْلقَمَرِعَلَى سَاءِرِ اْلكَوَاكِبِ إِنَّ اْلعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرِّثُوْا  اْلعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ (رواه احمد و الترمذي وألوداودوابن ماجه)  
Artinya: “Dari Abi Darda dia berkata :”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda”: “Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat  membentangkan sayapnya karena ridha (rela) terhadap orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu akan memintakan bagi mereka siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di air. Dan sesungguhnya  keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan  tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar.” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah).

a.      Makna Mufradad:

Menempuh
:
سَلَكَ
Sayapnya
:
أَجْنِحَتَهَا
Suatu jalan
:
طَرِيْقًا
Ikan-ikan
:
الحِيْتَان
Menuntut
:
يَلْتَمِسُ
Keutamaan orang berilmu
:
فَضْلَ اْلعِلْمِ
Mepermudah
:
سَهَّلَ
Pewaris Nabi
:
وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
Pasti meletakkan
:
لَتَضَعُ
Bagian yang banyak
:
بِحَظٍّ وَافِرٍ

b.         Penjelasan Hadis
Menurut Ibnu Hajar, kata طَرِيْقًا diungkapkan dalam bentuk nakirah, begitu juga dengan kata ilmu yang berarti mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmun agama baik sedikit maupun banyak. Kalimat سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيْقًا yaitu Allah memudahkan jalan baginya di akhirat kelak atau memudahkan baginya jalan di dunia dengan cara memberi hidayah untuk melakukan perbuatan baik yang dapat mengantarkannya menuju surga.[1]
Dan yang dimaksud ilmu didalam hadits ini adalah Ilmu Agama, bukan Ilmu dunia. Karena ilmu dunia, orang kafir pun bisa menguasai nya. Dengan ilmu agama, seorang muslim bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, seorang muslim bisa mengetahui mana jalan yang dapat mengantarnya menuju surga dan mana jalan yang dapat menjerumuskannya ke neraka dan, bisa mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan diterima nya amal dan apa saja yang menyebabkan ditolaknya amal. Intinya, dengan ilmu agama, Allah memudahkan jalan bagi nya jalan menuju surga yakni dengan cara menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya.
“Dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu.” Ini menunjukkan kecintaan, penghargaan, pemuliaan dan penghormatan para malaikat terhadap para penuntut ilmu, para malaikat melebarkan sayap-sayap mereka bagi para penuntut ilmu, karena ridha terhadap penuntut ilmu. Maksud dari meletakkan sayap-sayapnya adalah menjaga, melindungi dan membentengi para penuntut ilmu dengan izin Allah. Seandainya hanya ini saja yang diperoleh seorang penuntut ilmu, tentunya itu sudah merupakan kemuliaan dan kehormatan tersendiri bagi para penuntut ilmu.
Orang yang menuntut ilmu dimintakan ampun oleh makhluk-makhluk Allah lainnya. Ini merupakan ungkapan yang menunjukkan kesenangan Rasulullah kepada para pencari ilmu.[2]
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah.
Mencari ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak mengenal batas usia, baik anak-anak maupun orang tua.  Dalam menjalankan ibadah kepada Allah, harus dengan ilmu pula. Sebab beribadah tanpa didasarkan ilmu yang benar adalah sisa-sia belaka. Oleh karena itu dengan mengamalkan ilmu di jalan Allah merupakan ladang amal (pahala) dalam kehidupan dan dapat memudahkan seseorang untuk masuk ke dalam surga Allah.
Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga orang yang berilmu yang didasarkan atas iman akan diangkat derajatnya oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِير
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah:11)
Keutamaan lainnya dari ilmu adalah dapat mencapai kebahagiaan baik di dunia ataupun di akhirat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi : Artinya : “Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu” (HR. Thabrani)[3]
c.       Kandungan Isi Hadis
Untuk memperoleh kesuksesan atau kebahagian baik di dunia maupun di akhirat bahkan keduanya harus mempergunakan ilmu. Ilmu ibarat cahaya yang mampu menerangi jalan seseorang untuk mewujudkan segala cita-citanya, sementara kebodohan akan membawa seseorang kepada kemadlaratan atau kesengsaraan yang membelenggu hidupnya.
Dalam hadits yang pertama Rasulullah saw menjelaskan :
1)         Allah akan memberikan berbagai kemudahan kepada para pencari ilmu, seperti kemudahan bergaul, kemudahan mendapatkan pekerjaan, termasuk kemudahan untuk menuju surga.
2)         Para malaikat akan memberikan perlindungan kepada para pencari ilmu dengan cara meletakkan sayapnya sebagai bukti kerelaan mereka terhadap apa yang dilakukan oleh para pencari ilmu.
3)         Aktivitas pencarian ilmu adalah aktivitas yang sangat mulia, sehingga kepada para pencari ilmu semua makhluk Allah baik yang ada di langit maupun di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di dalam air akan memberikan berbagai bantuan, mereka semua ikut mendoakan agar orang yang mencari ilmu selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
4)         Allah memberikan keutamaan kepada para pencari ilmu melebihi keutamaan yang diberikan kepada para ahli ibadah, ibarat cahaya bulan purnama yang mampu mengalahkan cahaya seluruh bintang.
5)         Para ulama (orang yang berilmu dan selalu menjadi pencari ilmu) adalah pewaris para Nabi, merekalah yang akan meneruskan para nabi dalam menegakan kebenaran dan memerangi kezaliman dengan menyebarkan ilmu yang diterimanya dari nabi kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Semua nabi tidaklah mewariskan harta benda untuk umatnya melainkan mewariskan ilmu untuk kemaslahatan ummatnya. Oleh karena itu siapapun yang berusaha menuntut ilmu dan berhasil menguasainya, maka dia telah berhasil mendapatkan bagian yang sangat besar sebagai modal untuk menghadap Allah swt.
2.      Hadis kedua
عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكِ قاَلَ: قَالَ رَسُوْ لُ اللّهِ صَلَىّ اللُّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ اْلعِلْمِ كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللّهِ حَتَّى يَرْجِعُ (رواه الترمذي)
Artinya:“Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw : barangsiapa  keluar (pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali” (HR. Tirmidzi).

a.      Arti Harfiah Hadis:
Barang siapa
:
مَنْ
Berada di jalan Allah
:
كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللّهِ
Yang keluar
:
خَرَجَ
Hingga kembali
:
حَتَّى يَرْجِعُ

b.     Isi Kandungan Hadis:
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-sungguh dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal dunia saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.[4]
B.        Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut beberapa keutamaan ilmu yang dapat pemakalah simpulkan berdasarkan penjelasan hadis diatas:
   
      1. Allah akan memberikan berbagai kemudahan kepada para pencari ilmu
            2. Para malaikat akan memberikan perlindungan kepada para pencari ilmu 
            3. Ditinggikan derajatnya oleh Allah  
           4. Orang yang berilmu mereka lebih utama

أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ الْعَالِمُ إِنِ احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ سْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ
Artinya:  “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia memberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi).[5]
   
                5. Sebagai amal yang tak putus
إِذَا مَاتَ ابْنُ اَدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلَهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ, أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ,أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْا لَهُ
Artinya:“Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).[6]
 

              6. Orang yang menuntut ilmu berada di jalan Allah sampai ia kembali pulang






DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ainur Rasyid. 2017. Hadis-hadis Tarbawi. Yokyakarta: DIVA Press.
Bukhari Umar. 2016. Hadis Tarbawi: pendidikan Dalam Perspektif Hadis. Jakarta : Hamzah.
Imam Nawawi. 1999. Terjemah Riyadhus Sholihin, Ter, Achmad Sunarto. Jakarta: Pustaka Amani.
https://ikhwahmedia.wordpress.com/2017/10/20/hadits-mendapatkan-dunia-dan-akhirat-dengan-ilmu/
https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/579/keutamaan-ilmu-dan-penuntutnya-bag-2/
http://katalogmakalah.blogspot.com/2016/05/hadist-tentang-keutamaan-menuntut-ilmu.html



[1] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi: pendidikan Dalam Perspektif Hadis, ( Jakarta : Hamzah, 2016), Ed. 1, Cet. 4, hal. 12-13.

2 Ibid, hal. 17


[3] https://ikhwahmedia.wordpress.com/2017/10/20/hadits-mendapatkan-dunia-dan-akhirat-dengan-ilmu/
[4]  https://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/579/keutamaan-ilmu-dan-penuntutnya-bag-2/
[5]  http://katalogmakalah.blogspot.com/2016/05/hadist-tentang-keutamaan-menuntut-ilmu.html
[6] Imam Nawawi, Terjemah RiyadhusSholihin, Ter, Achmad Sunarto,  (Jakarta: Pustaka Amani, 1999),  hal. 317
Read more...

Translate

Sponsor

 
Dosen Blogger © 2018